Tulis Aja Dulu, Rejeki Menyusul Kemudian

 Postingan ini tercipta berkat obrolan siang saya dengan mba Anjar, Blogger Perempuan yang bergabung dengan saya di komunitas Gandjel Rel. Beliau ngelove postingan twitter saya, menyoal botol susu Avent. Rencana saya mau ngelove balik juga postingan beliau, eh ... nihil. Akhirnya, saya menyapa beliau dan kami terlibat obrolan seru.

"Saya orangnya kurang pedean Mbak," tutur mba Anjar, "saya juga minderan Mbak".

"Apalagi DA/PA masih 1, domain TLD juga baru beberapa minggu, Mbak," curcol mba Anjar dengan polosnya.

Sebagai sahabat yang baik saya kepengen dong, mba Anjar nggak merasa rendah diri begitu. Semua yang jadi hero sekarang, bukankah awalnya juga zero? Sekarang yang tenar, jadi idola, di shoot di mana-mana, bukankah awalnya juga bukan siapa-siapa kan? Saya belagak galak nih ama mba Anjar, di chat agar beliau bisa move on dari kerendah diriannya, hehehe ...

Yang jelas saya ingin menggaris bawahi menyoal domain yang baru, DA yang masih di angka 1 tersebut dengan postingan/tulisan. Sebenarnya motivasi kita sendiri itu apa? Contoh, ketika menjadikan blog gratisan menjadi berbayar. Motivasi seseorang ketika melakukan sesuatu itu, akan menentukan bagaimana dia melaksanakan dan seberapa lama bisa bertahan.

Misalnya seperti saya, motivasi ingin menulis ialah ingin punya buku sendiri. Lantas setelah menulis dan punya buku sendiri, menulisnya udahan dong ya? Atau ketika punya motivasi kepengen buku saya tenar, best seller, di film-in dan ketika itu nggak terwujud, saya udahan. Nggak seperti itu, sederhana sekali sebetulnya. Menulislah karena kamu suka menulis, menulislah karena kamu, cinta menulis dan hati kamu ada di sana, itu saja. Karena, saat semua tujuan kita sudah tergenapi, kamu akan terus menulis karena kamu mencintai dunia menulis, kamu akan terus melakukannya tidak peduli seberapa bosan dan lelahnya kamu. Selalu ada waktu yang kamu sediakan, untuk melakukannya karena hati kamu di situ.

Menulis ialah soal keterampilan, seperti jenis ketrampilan lainnya dibutuhkan latihan. Penulis yang bisa menulis ratusan halaman pada novelnya, juga awalnya kesulitan. Satu paragraf telah ditulis, lanjutannya apa ya? Mereka tidak tiba-tiba main sulap sekali jadi. Butuh latihan, butuh proses, butuh ketekunan. Saya bilang ke mba Anjar, "Menulis aja Mbak, dari yang mbak suka dan dari yang mbak kuasai".

Kamu paham bagaimana dunia fotografi, karena kamu suka memotret? Tulis saja soal itu, kamu mahir menyanyi? Mahir menanam? Tulis saja, yang kamu kuasai dan yang paling dekat dengan keseharianmu. Kalau kamu tidak mengerti soal dunia perfilman, ya jangan menulis hal tersebut. Bukan hal yang salah sih, jika kita menulis hal yang tidak kita kuasai, namun jika menulis dengan hal-hal yang dekat dengan kita akan sangat memudahkan kita menulis lanjutannya. Nggak bakalan ngerasa tuh, udah nulis di blog banyak kalau menulis hal yang kita sukai dan kuasai.

Saat mood dan feel jadi alasan untuk tidak menulis

"Saya menulis kalo lagi dapet feel, Mbak".

"Saya menulis kalo lagi ada mood, Mbak".

Ya kalu gitu ketika tulisanmu nggak selesai-selesai, jangan mengeluh, jangan sebal sendiri. Nggak dapet feel, nggak dapet mood itu sebenarnya pembenaran untuk rasa malas kita. Kalau hati kamu ada di sana (dunia tulis), nggak ada mood atau nggak ada feel itu hanya alasan saja. Karena ini berhubungan dengan passion. Saat passion kamu kuat, kamu nggak akan pernah bosen meski bertahun-tahun menjalaninya dan nggak dapet hasil apa-apa. Tetapi inget, Tuhan nggak bakalan cuek sama orang yang bener-bener tekun. Gali aja terus ketika kamu udah nemu passionmu.

"Tulisaknku jelek, Mbak ..."

Jangan pernah takut tulisan kita jelek, semua yang tulisannya sekeren sekarang juga pernah kok ngalamin tulisannya jelek. Tulisan jelek bisa di edit, tulisan jelek lebih mending juga daripada tidak menulis sama sekali.

"Udah coba nulis, udah berusaha cari referensi, ide tetep aja mentok, gimana dong Mbak?"

Ide itu selalu ada, di manapun. Hanya dibutuhkan kepekaan dari kita. Kalau bener-bener udah kehabisan ide atau topik buat ditulis, mari kita bermain arisan. Tulis, kata-kata apa aja gulung semacam kita lagi ngocok arisan. Ambil 3 gulungan, kemudian susun itu jadi topik tulisan kita. Kalau mentok lagi, kocok lagi arisannya sampai keluar 3 kata lagi. Insyallah hal itu akan memudahkan kita dalam menulis.

Selamat menulis!

Salam

Lokasi:

Berbagi :