Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Menulis Sinopsis Naskah


 

nyipede.com - Tips Menulis Sinopsis Naskah, itu sebenarnya mudah. Kalau kita pernah menjajaki dunia penerbitan buku atau kita pernah mengajukan naskah ke penerbit. Pasti ada syarat yang diberlakukan sebuah penerbit terkait naskah, ialah membuat sinopsis naskah yang diajukan. 

Sinopsis apaan sih, Kakak?

Sinopsis ialah ringkasan/rangkuman/garis besar isi dari naskah/pementasan secara sederhana dan runut.

Emangnya sinopsis itu penting ya?

Iyes. Yang penerbit lakukan ketika ada naskah masuk, sinopsislah yang pertama kali dibaca. Setelah sinopsisnya bisa membuai penerbit, khususnya editor kemudian akan berlanjut membaca naskahmu secara keseluruhan. Makanya penting banget menulis sinopsis itu. 

Naskah kita yang notabene banyak dan berlembar-lembar, paling tidak minimalnya 100 halaman (word), kita pres menjadi satu, dua halaman saja. Bukan hanya itu saja, bagaimana 2 halaman sinopsis tersebut bisa menarik hati penerbit.  Dari awal mula hingga ending, dari tokohnya baik-baik saja sampai terkena masalah-masalahnya dan bagaimana dia menyelesaikannya. 

Bagaimana caranya memadatkan ratusan lembar naskah, Kak?



#Elapdahi hehehe ... baiklah, jangan pesimis dulu ya dear. Yang harus kita lakukan pertama, pahami elemen yang paling utama ada dalam sebuah cerita (plot). Di mana plot ialah dasar dari urutan peristiwa di dalam sebuah cerita. 

Kita buat tulisan dengan sudut pandang orang ketiga dan sinopsis dibuat dengan narasi. Narasi sendiri, ialah pengembangan paragraf dalam tulisan yang merangkaikan peristiwa dari waktu ke waktu, menggunakan urutan awal, tengah kemudian akhir. Berikan deskripsi tokohmu secara tepat dan lugas nggak usah bertele-tele.Gunakan kalimat yang efektif. Batasi dialog dan cantumkan seperlunya.

Kedua, tonjolkan karakter tokohmu yang paling memengaruhi jalan cerita. Semisal, si A anak buta huruf, nggak bisa baca tapi dia pintar melakukan segala hal. Kita nggak perlu menulis; si A anak orang tidak mampu, ia tidak bersekolah dan buta huruf, tetapi dia pintar memasak, bertanam, dan lain-lainnya. 

Ketiga, rangkum kejadian penting yang membuat jalan cerita bisa berubah. Misalnya si A dulu buta huruf, setelah merantau ke kota ia kembali ke desa dan mengajar. Tentu ada hal besar, yang membuatnya tiba-tiba bisa membaca dan menjadi guru kan? 

Keempat, sampaikan ceritamu ditulis dari sudut pandang orang ke berapa. Misalnya ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama (aku), atau sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. 

Kelima, ringkas kronologis ceritana dari awal, tengah hingga ending dengan kalimat yang tepat dan ekonomis. Jangan panjang-panjang, ingat kita hanya menulis dua halaman saja. Yang terpenting dalam sebuah sinopsis ialah keseluruhan ceritamu.

Keenam, hindari kalimat tanya pada akhir sinopsis. Karena sinopsis bukan blurb (ringkasan cerita di belakang buku), yang memiliki tujuan membuat orang penasaran. Seringkali blurb dibuat dengan pertanyaan, contohnya, "Apakah hubungan Bayu dengan Sinta, berakhir bahagia? Atau justru Sinta memilih untuk menjalani hidup sendiri?"

Sinopsis ditujukan memang untuk penerbit, mereka butuh tahu keseluruhan ceritamu. Pada blurb biasaya ada poin cerita yang dirahasiakan, sementara dinopsis tidak. 

Biasanya sebelum kita menulis cerita yang utuh, kita akan membuat panduan peta / kerangka karangan/ draft / outline. Kerangka karangan ini, sangat membantu kita nanti dalam pembuatan sinopsis. Kita tinggal merunut, memilah kejadian mana yang paling penting dalam pembangun sebuah cerita. 

Ketujuh, hindari kesalahan-kesalahan apa pun termasuk typo dan tanda baca. Minimalisir hal tersebut dengan banyak mengamati tulisan dari penerbit besar. 


Semoga bermanfaat, mari menulis dan ngeblog!


Salam






21 komentar untuk "Tips Menulis Sinopsis Naskah "

  1. Aaah keren, jadi nambah ilmu...thanks ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mba Tutty, pengen berbagi yang aku bisa

      Hapus
  2. podomoro.net itu di awal paragraf makudnya apa Nyi?

    BalasHapus
  3. Gampang-gampang susah, membuat sinopsis. Harus yang bisa membuat penerbit tertarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget mba, semacam akses untuk lolos sinopsis itu

      Hapus
  4. Eeh kok jadi nyipede?
    Btw baru tahu ternyata yang selama ini ku pikir sinopsis itu blurb. Kenapa juga namanya blurb, inget burp alias sendawa, hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyipede itu singkatan namaku mba Helen :D
      nyipenengah dewanti.

      Hapus
  5. Kadang naskah yg bagus jadi ga lolos karena gagal buat sinop yang bikin editor mendadak cetar,ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayang banget ya bun, aku sendiri ya masih acakadut soal sinopsis :-D

      Hapus
  6. Jadi sinopsis dan naskah itu berhubungan ya mbak ?? Jujur sy belom ngerti nih maksudnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sinopsis itu ringkasan dari naskah (calon buku)

      Hapus
  7. Berarti blog-blog yang suka ngasih judul artikel sinopsis buku tapi ada yang dirahasiakan salah maksud donk ya mbak, harusnya blurb. Tapi istilah blurb kayaknya masih kurang familiar ya? Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sinopsis belakang buku (blurbs) hehehhe begitulah
      kalau blog buku biasanya review buku dan ada bebrapa yang mereka rahasiakan agar mengundang penasaran pembaca.

      Hapus
  8. Wah keinget pelajaran bahasa Indonesia pas SMA ya, nulis sinopsis novel.. sekarang udah ga sempat lagi hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang udah urus-urusin krucil ya Mba Yurma :-D

      Hapus
  9. Awalnya pengin jadi pembuat naskah terkenal eh melenceng jalur ke blogging hehee😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi tetep bisa nulis kan kak, hehehhe
      semangat selalu

      Hapus
  10. Iya ya, nduk. harusnya detail dan ga ada yg disembunyikan. Aku kelingane mirip sinopsis belakang buku. Brati salah ngerti. ��

    BalasHapus
  11. Wah, jadi pengen nyobain nulis sinopsis naskah juga hehe

    BalasHapus
  12. JAdi sdikit paham, itu gimana nulis sinopsis nya hheee

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung