Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aku Telah Pernah Mencintai dan Sangat Mencintai



Kuberitahu padamu, aku telah pernah mencintai. Dengan sangat aku mencintainya.
Ketika pagi tiba mataku membuka, dia yang pertama kali kusapa.
Ketika siang tiba, sebisa mungkin waktu kuhabiskan bersamanya.
Ketika sore menjelang, kami berjalan-jalan memutari kota bersama
Dan saat malam menggelap, seringkali kuselipkan namanya dalam doa-doa.

Kuberitahu padamu, aku telah pernah mencintai.
Dengan sangat aku mencintainya.
Seberapapun banyak waktu bersamanya, aku tidak pernah merasa kebosananan.

Kuberitahu padamu, aku telah pernah mencintai.
Dengan sangat aku mencintainya.
Sampai tiba saatnya, Tuhan mengajariku untuk memahami. Tidak selamanya sesuatu itu terus bisa kita miliki.


Kuberitahu padamu, aku telah pernah mencintai.
Dengan sangat aku mencintainya.
Saat ia akhirnya memutuskan pergi, hatiku tersakiti. Sangat sakit.
Oleh diriku sendiri dan oleh perasaan yang kubuat sendiri untuknya yang begitu meninggi

Kuberitahu padamu, aku telah pernah mencintai.
Dengan sangat aku mencintainya. Dan pada akhirnya,  hatiku ini terlalu letih untuk bangkit dan terjatuh lagi.

Kuberitahu padamu, aku telah pernah mencintai.
Dengan sangat aku mencintainya.

Kuberitahu padamu, aku telah pernah dilukai.
Dengan sangat banyak aku disakitinya.
Apa aku bisa percaya
Jika kamu sanggup menyembuhkannya?


9 komentar untuk "Aku Telah Pernah Mencintai dan Sangat Mencintai "

  1. Aku jd meleleh nih mbak..btw siapa itu the lucky person?

    BalasHapus
  2. semoga ada penyembuh lukanya yaa..eh bener nggak sih komennya :)

    BalasHapus
  3. Semoga saja kamu benar-benar bisa menyembuhkan luka hati penulis ya, biar ayem tentrem.

    BalasHapus
  4. Perasaan sakit dan ditinggalkan muncul krn kita punya rasa memiliki 😊😇 eh, tapi energi dr patah hati tuh besar bgt lhoo imbasnya, klo dimanfaatkan bisa bikin kita lebih kuat dan hebat berlipat2

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin mba Nia :-D
      energinya gede sampe bisa nulis wkkwkw

      Hapus
  5. Dan aku kok malah pengen nyanyi lagu dangdut y mba nyai "masa laluu biarlah masa laluu" icikiwiirr.
    Betewe soal org dimasa lalu aku selalu percaya jargon "terkadang kita bertemu org yg salah sebelum ditemukan dgn org yg tepat". Ehm. Jadi ikhlaskan masa lalu dan jadikan pelajaran di dalamnya. Salam dankdoet mbak nyii. Hobbaah. Jangan kasih kendor *apose iki?

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung