Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Narman, Pembuka Cakrawala Baduy


Narman, Pembuka Cakrawala Baduy - Seberapa mengenal kamu dengan suku Baduy yang ada di Indonesia? Mari bertualang sejenak ke wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten bersama pemuda bernama Narman. Dilansir Wikipedia, populasi Suku Baduy ada sekitar 26.000 orang, suku ini merupakan kelompok masyarakat adat yang menutup diri dari dunia luar.


satu indonesia award 2023 satu indonesia 2023 satu indonesia award 2022
Narman, Pembuka Cakrawala Baduy



 

Suku Baduy memang terkenal sebagai suku yang sangat berhati-hati dengan pengaruh yang datang dari luar, bukan tanpa sebab. Mereka ingin kearifan lokal yang dimiliki suku Baduy tetap terjaga.

 

Suku Baduy menjadi salah satu suku yang bisa hidup mandiri, dan berkelimpahan hasil bumi sehingga mereka tidak kelaparan. Mereka tidak mengeksploitasi alam dengan berlebihan, itulah mengapa harmonisasi di sana dengan alam sangat erat dan di Baduy juga jarang terjadi bencana. Bisa jadi saling menjaga inilah yang membuat Baduy seimbang.

 

 

Narman, Pemuda si Pembuka Cakrawala Suku Baduy

 

 

Berangkat dari sebuah keprihatinan, Narman si pemuda pembuka cakrawala mencari cara agar kerajinan yang dibuat keluarganya dan tetangga bisa terjual laris tanpa menunggu pengunjung luar datang ke tempat mereka di Baduy.

 

Berbeda dengan kita di luar dari Suku Baduy, kita bisa mengakses kecanggihan teknologi dengan mudah dan bisa memasarkan produk dengan gampang. Di Baduy, internet dan kecanggihan teknologi apa pun tidak diperkenankan masuk.

 

Bagaimana Narman bisa mendobrak aturan adat tersebut? Yuk simak ceritanya.

 

Keresahan yang dialami Narman, membuat dirinya harus bertindak. Ia belajar otodidak bagaimana mengenal dunia internet dan membuat web, agar bisa berjualan online. Setelah dirasa bisa, ia lantas memulai belajar untuk memasarkan produk yang tidak hanya melalu website, namun juga marketplace.


satu indonesia award 2023 satu indonesia 2023 satu indonesia award 2022
Narman, Pembuka Cakrawala Suku Baduy


 

Usahanya tersebut tidak berjalan mulu karena terbentur aturan adat, dimana ada larangan tidak boleh menggunakan teknologi. Nanun akhirnya ia diizinkan, karena meningkatnya pendapatan para pengrajin Baduy.

 

Di tahun 2016 program membantu produk lokal agar bisa dijangkau pasar luas di jalankan, ia mengambil produk dari pengrajin yang ada di Baduy dalam. Dimulai dari kain tenun, tas, aksesoris, dan lain sebagainya untuk dijualkan.

 

Brand yang digunakan Narman bernama 'Baduy Craft', tidak hanya menanti produknya dibeli secara online. Narman juga merambah pasar offline, ia mencari tahu dimana ada event yang bertemakan Nusantara ia ikuti bahkan ia mengeluarkan modal sendiri untuk ikut pameran.

 

 

Apa Saja Tantangan yang Dihadapi Narman dalam Menjalankan Programnya?

 

 

Dalam pertemuan melalu virtual online, Narman mengungkapkan 3 hal yang selama ini menjadi  kendalanya dalam menjalankan misi.

 

1. Tidak adanya sinyal

 

Sudah jadi rahasia umum jika masyarakat Baduy dalam memang tidak menggunakan akses internet maupun teknologi. Yang Narman lakukan adalah berjalan kaki untuk turun ke perbatasan pintu masuk Baduy. Setelah mendapatkan sinyal, tentu saja ia langsung update, posting, dan melayani banyak chat masuk dari pembeli.

 

2. Management produksi

 

Semuanya serba alami, jadi tidak ada pabrik yang bisa mempercepat produksi semua diambil dari pengrajin. Jadi 1 motif hanya bisa 5pcs produk, tidak bisa lebih dari itu. Masalahnya pengrajin A dan pengrajin B tidak sama, "Karakter tangannya beda, meski diarahkan sama tetap saja hasil akhirnya tidak sama," ungkap Narman.


satu indonesia award 2023 satu indonesia 2023 satu indonesia award 2022
Tas Kepek khas Baduy


 

3. Bertarung melawan diri sendiri

 

Narman memang mengelola dan mengurusnya sendiri, paling dibantu 2 orang. "Karena teman-teman lebih membantu ke hal teknis," jelas Narman, "mereka packing dan membantu kirim ke jasa ekspedisi".

 

Tantangan lain yang dialami Narman yakni ketika pandemi melanda, produk yang dijual mengalami kemerosotan, produk nggak laku, semua kegiatan berhenti, dan dilema membuat konten yang viral. Karena terkait aturan adat tersebut.

 

Sementara yang membuat Narman makin semangat adalah, ucapan banyak terima kasih dari para pengrajin dan mereka senang bisa menyalurkan hobinya dalam berkreasi.

 

 

Di saat Semangat Kendor, Ada Kejutan Tak Terduga

 

 

satu indonesia award 2023 satu indonesia 2023 satu indonesia award 2022
 Apresiasi SATU Indonesia Awards 2018, di bidang kewirausahaan

 

Memang tidak ada yang mulus dari sebuah usaha, demikian juga perjuangan Narman dalam membuka cakrawala Baduy. Yang akhirnya diganjar dengan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2018, di bidang kewirausahaan.

 

Semangatnya yang sempat mengendor kembali pulih, program yang dijalankan masih terus berlanjut dan ia juga akan meluncurkan produk-produk baru dari kerajinan khas Suku Baduy.

 

Kabar baiknya Narman kini sedang melebarkan hal-hal baru, namun masih bersinggungan dengan pemasaran kerajinan. Adalah menggarap sektor pariwisata dan membuat paket-paket wissata.

 

Tujuannya tetap sama, membantu masyarakat Suku Baduy luar dan dalam. Untuk paket wisata nanti, Narman memberikan kesempatan teman-teman yang lain menjadi pemandu wisata dari pengunjung yang datang. Misalnya mau menginap, karena tidak ada penginapan ya tinggalnya di rumah warga. "Itung-itung bisa menambah sumber penghasilan warga," ungkapnya.

 

 

Ada pesan Narman kepada teman-teman di seluruh Nusantara:

 

  • dalam membangun usaha sisihkanlah harga, untuk hal-hal tidak terduga karena bisa jadi ada kemunduran produksi dan kita sudah bisa membackup.
  • dalam membandrol harga lakukan juga riset
  • membuat bisnis kita jadi berbeda dari siapapun. "Misalnya berikan story telling yang menarik untuk setiap produk".

 

 

Posting Komentar untuk "Narman, Pembuka Cakrawala Baduy"