Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal tetapi Sektor Transportasi dan Sektor Energi


Sudah jadi harapan semua orang bisa menikmati udara bebas dari pencemaran, iya nggak? Tapi untuk mewujudkannya butuh semua bekerjasama. Tidak hanya saya sendiri, tetapi semua warga dan masyarakat seluruh tanah air Indonesia. Apapun profesi dan jabatannya, wajib mendukung agar Indonesia memiliki udara yang bersih.


Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal tetapi Sektor Transportasi dan Sektor Energi
Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal tetapi Sektor Transportasi dan Sektor Energi


 

Sebenarnya udara bisa menjadi kotor bagaimana sih? Menurut Chambers dan Masters (1991) dalam Mukono (1997;6), yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau subtrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material. Selain itu pencemaran udara dapat pula dikaakan sebagai perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan aalami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut.

 

Asal pencemaran udara diterangka dari 3 proses, adalah atrisi, penguapan, dan pembakaran. Dan proses ketiga yang paling dominan yakni pembakaran dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan.

 

 

Bagaimana teman-teman? Cukup mudah untuk dipahami kan ya? Pencemaran udara ini asalnya sebenarnya dari mana? Polutan sendiri dibagi menjadi dua menurut Mukono (1997;6). Adalah polutan primer dan polutan sekunder. Yuk kita kenali lebih dekat.

 

 
Mengenal Polutan Primer dan Polutan Sekunder

 

 

Udara di bumi yang tercemar dan rusak ini, disebabkan oleh berbagai pembakaran yang disebutnya dengan polutan. Polutan terbagi menjadi dua primer dan sekunder.


Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal tetapi Sektor Transportasi dan Sektor Energi
Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal

 

Polutan primer

Adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan berupa gas yang terdiri dari senyama karbon (hidrokarbon, hidrokarbon teroksidasi, dan karbon oksida), senyawa sulfur, senyawa nitrogen dan senyawa halogen.

 

Ada juga gas yang dihasilkan oleh partikel yang mempunyai karakteristik spesifik, yakni zat padat maupun suspensi aerosol cair, terdiri dari asap, debu, uap, dan kabut (1997;7).

 

 

Polutan sekunder

Adalah polutan yang terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara. Pilutan sekunder punya sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil, terdiri dari ozon, perozy acyl nitrat dan formaldehid.

 

Di daerah perkotaan dan industri, parameter bahan pencemaran udara yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan kejadian penyakit saluran pernapasan, yakni gas SCh, das CO, gas NC>2, dan partkel debu.

 

Sumber bahan pencemar udara, menentukan jenis bahan pencemarannya. Pun tempat terjadinya pencemaran udara bisa indoor dan outdoor. Nah perbedaan bahan polutannya baik di dalam ruangan ataupun diluar ruangan tergantung dari beberapa faktor. Bisa gaya hidup individu, kedaan sosial ekonomi, kondisi bahan polutan, struktur gedung, ventilasi, geografi dan meteorologi, serta lokasi sumber polutan berada (1997;32).

 

Adanya pencemaran udara tersebut dapat menimbulkan penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Berbayakah? Yuk simak di bawah.

 

 

Mengenal Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Lebih Dekat

 

Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal tetapi Sektor Transportasi dan Sektor Energi
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)


 

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) menurut Depkes RI adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan, disebabkan oleh virus. Ada 3 unsur yang mendampingi, infeksi, saluran pernapasan, dan akut. Pemicunya ya dari polutan tadi, bisa asap kendaraan, debu halus, polusi industri dan lain sebagainya. Makanya PR Indonesia banget nih untuk memberantas polutan.

 

Kemarin saya pergi ke Jakarta, dan saya menyaksikan sendiri betapa udara kota metropolitan dengan gedung-gedung mewah bertingkat di kanan-kiri yang saya lewati terlihat mendung. Antara ini mendung atau polutan sih beda tipis. Sungguh amat disayangkan ibukota Jakarta kita.

 

Beruntunglah saya sudah mengikuti Diskusi Publik dengan tema 'Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota-kota Besar di Indonesia', yang semua permasalahan menjadi milik bersama. Dari Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Kepolisian, dan Organda sedang berupaya keras. Pun Influencer diajak serta, agar para followers mereka ikut mewujudkan udara yang bersih di kota tinggalnya.

 

 

Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Medan, dan Makassar

 

 

Dalam Diskusi Publik yang diselengarakan oleh KBR dan YLKI dengan tema 'Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Medan, dan Makassar', ini  membahas satu persatu di kota tersebut sudah sejauh apa peran transportasi, penyakit ISPA yang di derita, dan bagaimana keadaan yang terjadi.

 

 

Ada Bapak Maulana Isnarto yang mengawal jalannya acara sampai selesai. Seperti dari Kota Surabaya nih, disampaikan bahwa di wilayah Surabaya Timur terjadi pengingkatan penyakit ISPA tetapi tidak signifikan. Yang sering kena justru mereka usia produktif.

 

Di Surabaya juga sudah ada Suroboyo Bus, yang sudah bisa dinikmati untuk bepergian, kalau di daerah Kendal namanya BRT (Bus Rapid Transit) itu tarif umum Rp4.000 dan pekerja/siswa Rp2.000 jauh maupun dekat.

 

Disampaikan oleh Pak Budi Dishub Kota Surabaya, adanya Suroboyo Bus menjadi salah satu solusi kenyamanan berkendara untuk masyarakat yang selama ini dikeluhkan bahwa model kendaraan lama tidak membuat nyaman.

 

Untuk uji emisi kendaraan, secara umum uji emisi di Kota Surabaya dilakukan dengan acak, belum yang mengundang hadir secara sengaja. Untuk armada listrik sedang diusahakan penyediannya.

 

Demikian juga Bali, Jogyakarta, Jawa Tengah, dan Makassar. Satu persatu menyampaikan keadaan kotanya, dan saya yang paling antusias Jawa Tengah, nih hehehe ... provinsi di mana saya Tinggal.

 

Diwakili oleh Pak Danang Dishub Kota Semarang, menyampaikan bahwa pengembangan kendaraan listrik sudah mulai dibeli-beli, bahkan sudah ada 2 mobil patroli listrik yang dimiliki Dishub Kota Semarang ini. Untung angkutan masal, sedang dikembangkan study kendaraan listrinya. Dan taxi-taxi sudah pelan-pelan mulai punya kendaraan listrik, "Di bandara sudah ada taxi listrinya," ucap Pak Danang.

 

Pak Danang juga menyampaikan "Kendaraan tidak layak jalan, tilang!" dengan tegas beliau mengatakan. karena kendaraan besar memang diwajibkan untuk 'kir' setiap 6 bulan.

 

Apa yang kita semogakan mudah-mudahan, perlahan membaik dalam urusan pencemaran udara ini, dan pemerintah terutama pemangku kepentingan teratas mulai berusaha dengan tegas mencari solusi terbaiknya. Agar Indoensia benar-benar bebas dari ancaman ISPA yang berbahaya.

 


Sumber pendukung artikel


Diskusi Publik KBR dan YLKI melalui zoominar
DepKes
Mukono (1997;6)
Gambar edited oleh blogger by canva

 

Posting Komentar untuk "Pentingnya Mewujudkan Kualitas Udara Bersih, Tidak Hanya dari Lingkungan Tempat Tinggal tetapi Sektor Transportasi dan Sektor Energi"